Rabu, 22 September 2010

alat kontrasepsi


1.      Kondom
Kondom adalah sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan sperma pria pada saat pria berejakulasi. Dengan cara kerja mencegah pertemuan spermatozoa/sel mani dengan ovum/sel telur pada waktu bersenggama dan penghalang kontak langsung dengan cairan terinfeksi dengan tingkat keberhasilan/efektivitas      antara 80-95% dengan keuntungan murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter, mudah dipakai sendiri dan dapat mencegah penularan penyakit kelamin.
Kerugiannya: selalu harus memakai kondom yang baru, selalu harus ada persediaan, kadang-kadang ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya, tingkat kegagalannya cukup tinggi bila terlambat memakainya, sobek bila memakainya tergesa-gesa, mengganggu kenyamanan bersenggama. Efek samping: alergi terhadap karet. Tempat mendapatkan: rumah sakit, klinik KB, Puskesmas, Apotik, dokter, dan bidan praktek swasta.
2.      PIL KB
Dimana suatu pil yang berisi hormon estrogen dan progesteron atau progesteron saja yang diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari yang bekerja menekan ovulasi  yang akan mencegah lepasnya sel telur perempuan dari indung telur, mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani/sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim, dan menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir di vagina dengan tingkat keberhasilan/efektivitas 92-99%. Adapun keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah kesuburan segera kembali, mengurangi rasa kejang/nyeri perut waktu haid, terlindung dari penyakit radang panggul  dan kehamilan di luar rahim, mudah menggunakannya, mencegah anemia, mengurangi resiko kanker ovarium/kandungan, cocok digunakan untuk menunda kehamilan dari pasangan usia muda dan produksi ASI tidak berpengaruh untuk pil yang mengandung progesteron.
Kerugian dari pemakaian PIL adalah: Pemakai harus disiplin minum PIL setiap hari. Jika tidak kemungkinan hamil tinggi, dapat mempengaruhi produksi ASI untuk PIL yang mengandung estrogen, dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia/jamur di sekitar kemaluan wanita. Efek samping: perdarahan, terjadi bercak-bercak darah (spoting) diantara masa haid pada awal pemakaian PIL, pusing, mual pada minggu-minggu pertama pemakaian, ASI berkurang untuk penggunaan PIL yang mengandung estrogen, perubahan berat badan, kloasma/flek.  Tempat mendapatkan PIL KB di Pos Alat Keluarga Berencana Desa (PAKBD), Pembantu Petugas Keluarga Berencana Desa (PPKBD), Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK), rumah sakit, klinik KB, Dokter, dan Bidan praktek swasta.
3.      Suntikan
Hormon progesteron yang disuntikkan ke bokong/otot panggul lengan atas setiap 3 bulan atau hormon estrogen yang disuntikkan setiap satu bulan sekali. Cara kerja suntikan adalah mencegah lepasnya sel telur dari indung telur perempuan, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga spermatozoa (sel mani) tidak masuk ke dalam rahim, menipiskan endometrium/selaput lendir sehingga tidak siap untuk hamil. Dengan tingkat keberhasilan/efektifitas lebih dari 99%. Keuntungan dari suntik adalah: Praktis, efektif dan aman, tidak mempengaruhi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyusui dan tidak terbatas umur.
Kerugian menggunakan Suntik KB adalah kembalinya kesuburan agak telat, harus kembali ke tempat pelayanan, tidak dianjurkan bagi penderita kanker, darah tinggi, jantung dan liver/hati. Efek samping: pusing, mual (jarang terjadi), kadang-kadang menstruasi tidak keluar selama 3 bulan pertama, kadang-kadang terjadi perdarahan yang lebih banyak pada saat menstruasi, keputihan, perubahan berat badan. Tempat mendapatkan Suntik KB di Rumah sakit, klinik KB, Puskesmas, Dokter, dan bidan swasta.
4.      Susuk KB/Implant
Satu kapsul, dua kapsul dan enam kapsul yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas secara perlahan melepaskan hormon progesteron selama 3 atau 5 tahun. Dengan cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium/selaput tidak siap untuk nidasi/menerima pembuahan, mempertebal lendir serviks/rahim, menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir dengan tingkat keberhasilan 97-99%. Adapun keuntungannya adalah tidak menekan produksi ASI, praktis, efektif, tidak harus mengingat-ingat, masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun), kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan, dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
Kerugian: Susuk KB/implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih, dapat menyebabkan pola haid berubah, pemakai tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri. Efek samping: Gangguan siklus haid, keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi, pembengkakan dan nyeri pada daerah pemasangan, pusing, mual (jarang terjadi), perubahan berat badan. Tempat pelayanan: Rumah sakit, Klinik KB, Puskesmas, Dokter, dan Bidan swasta.
5.      IUD
Adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terbuat dari plastik, plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang dapat berisi hormon. Waktu penggunaannya bisa mencapai 10 tahun. Dengan cara kerjanya adalah mencegah masuknya spermatozoa/sel mani ke seluruh tuba, dan lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas. Tingkat keberhasilan dari penggunaan IUD adalah 99%. Adapun keuntungannya adalah praktis dan ekonomis, efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil), kesuburan segera kembali setelah dibuka, tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil, tidak mengganggu pemberian ASI.
Kerugian menggunakan IUD adalah dapat keluar sendiri jika ukuran IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai. Efek samping yang mungkin dapat timbul dari penggunaan IUD adalah terjadi pendarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada masa menstruasi, keluar bercak-bercak darah setelah 1 atau 2 hari pemasangan, kram/nyeri selama menstruasi, keputihan. Tempat pelayanan: Rumah sakit, Klinik KB, Puskesmas, Dokter, dan Bidan praktek swasta
6.      Vasektomi/MOP
Adalah kontrasepsi permanen laki-laki untuk mereka yang tidak menginginkan anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti, pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh istrinya. Dengan cara kerja menghalangi transport spermatozoa/jalannya sel mani pria sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Dengan tingkat keberhasilan 99%. Adapun keuntungannya adalah tidak ada mortalitas/kematian, morbiditas/komplikasi penyakit lain kecil sekali, pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak ada resiko kesehatan, tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan dan sifatnya permanen.
Kerugian: Harus dengan tindakan pembedahan, harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari atau minggu sampai sel mani menjadi negatif, tidak dapat dilakukan pada orang yang masih mempunyai anak. Efek samping: timbul rasa nyeri, infeksi pada bekas luka, membengkaknya kantung biji zakar karena pendarahan. Tempat layanan Rumah sakit, Puskesmas Singotrunan, Puskesmas Sempu, dan sebentar lagi dapat juga dilayani pada Puskesmas Benculuk, Puskesmas Singojuruh, dan Puskesmas Sumberagung.
7.      Tubektomi/MOW
Adalah kontrasepsi permanen perempuan untuk mereka yang tidak menginginkan anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti, pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh suaminya. Dengan cara kerja menghambat perjalanan sel telur perempuan sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma. Dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99% dan keuntungannya adalah efektivitas langsung setelah sterilisasi, permanen, tidak ada efek samping jangka panjang, tidak mengganggu hubungan seksual.
Kerrugian: Resiko dan efek samping bedah tetap ada. Tempat pelayanan di Rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta.
 Dari ketujuh jenis kontrasepsi yang ada dapat dipilih sesuai dengan keadaan dan kondisi tubuh peserta KB atau dapat anda minta informasi lebih jelas untuk pemilihan obat/alat kontrasepsi dengan menggunakan ABPK (Alat Bantu  Pengambilan Keputusan) yang dapat diperoleh pada tenaga kesehatan (Dokter/Bidan) yang sudah terlatih atau tenaga Petugas Lapangan KB yang telah dilatih ABPK untuk meminimalkan efek samping sehingga meningkatkan efektifitas orang ber KB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar