Senin, 06 September 2010

preeklamsi

Preeklampsia seringkali diindentikan dengan kondisi pembengkakan kaki dan tangan pada ibu hamil. Namun apakah pembengkakan kaki dan tangan adalah satu-satunya indikator adanya preeklampsia?Ternyata tidak, banyak hal yg bisa menjadi indikasi adanya kondisi preeklampsia pada ibu hamil.
Preeklampsia atau toksemia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti juga dengan peningkatan kadar protein di dalam urin ibu hamil. Biasanya terjadi pada trimester ke-3 kehamilan, namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada awal masa kehamilan.
Jika kondisi preeklampsia tidak teratasi dengan baik, akan menyebabkan timbulnya kondisi yang lebih parah, yang disebut eklampsia. Eklampsia dapat menyebabkan koma bahkan kematian baik sebelum, pada saat atau bahkan setelah si ibu melahirkan.
Faktor-faktor penyebab terjadinya preeklampsia menurut penelitian adalah antara lain, gizi buruk, obesitas, dan gangguan aliran darah ke rahim. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan preeklampsia adalah:
- kehamilan pertama
- kehamilan di usia dini
- kehamilan di usia di atas 40 tahun
- mempunyai riwayat darah tinggi kronis
- mempunyai riwayat diabetes, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis
- mempunyai riwayat preeklampsia di keluarga
- obesitas
- kehamilan kembar

Gejala-gejala yang patut diwaspadai yang mengindikasikan adanya kondisi preeklampsia adalah :
- pembengkakan pada kaki dan tangan
- tingginya kadar protein pada urin
- tingginya tekanan darah
- peningkatan berat badan secara drastis
- sakit kepala berat
- penurunan produksi air seni
- terdapat darah pada air seni
- rasa nyeri pada perut
- mual dan muntah yang berlebihan

Preeklampsia dapat menyebabkan kurangnya pasokan darah ke plasenta. Hal ini bisa mengakibatkan janin yang ada di dalam kandungan kekurangan oksigen dan makanan. Sehingga bayi yang dilahirkan menjadi kurang berat badannya. Selain itu preeklampsia juga dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan komplikasi lanjutan seperti keterlambatan belajar, epilepsi, cerebral palsy, dan masalah pendengaran dan penglihatan.
Untuk mengetahui apakah seorang ibu hamil mengidap preeklampsia, perlu adanya pemeriksaan tekanan darah, jumlah urin, dan tes darah. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan lanjutan terhadap ginjal dan fungsi pembekuan darah. USG juga perlu dilakukan untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan janin serta pengukuran efisiensi aliran darah ke plasenta.
Bila seorang wanita hamil terdiagnosa mengidap preeklampsia, untuk mengatasinya tergantung pada seberapa dekat perkiraan kelahiran si janin. Jika sudah mendekati perkiraan kelahiran dan janin dianggap cukup berkembang, biasanya dokter akan menyarankan untuk segera mengeluarkan janin.
Namun bila perkiraan kelahiran masih jauh, dokter akan merekomendasikan si ibu untuk banyak istirahat dengan posisi tidur miring ke kiri agar janin tidak menindih urat darah. Selain itu juga harus mengurangi konsumi garam, minum 8 gelas air per hari, dan sesering mungkin melakukan pemeriksaan. Jika preeklampsia sudah pada tingkat berat, maka perlu perawatan intensif di rumah sakit untuk menjaga kondisi ibu dan bayi yang ada di dalam kandungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar